Kabar baik datang dari Yogyakarta dimana, untuk pertama kalinya Muhammadiyah memiliki hotel yang keren. Menjadi satu-satunya hotel pertama Muhammadiyah di Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi melakukan kunjungan kerja di Suara Muhammadiyah, Rabu (21/6). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau kesiapan sarana prasarana dan juga infrastruktur SM Tower and Convention jelang dilaksanakan Soft Opening pada Sabtu (24/6) mendatang. Kehadiran Haedar didampingi langsung oleh Direktur PT Syarikat Cahaya Media (SCM) / Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, MA Dt Marajo beserta dengan jajaran direksi.
Dalam kunjungannya tersebut, Haedar menuturkan pihaknya mengapresiasi atas perkembangan yang telah berjalan dari proses pembangunan SM Tower and Convention. Bersamaan dengan itu, Haedar menilai kehadiran SM Tower and Convention menunjukkan eksistensi kehadiran Muhammadiyah di abad kedua yang makin melesat maju.
“Hari ini saya meninjau SM Tower dari lantai pertama sampai lantai delapan. Saya melihat ini merupakan hotel dan convention dengan gaya baru di era baru. Hotel ini memadukan antara fungsi hotel sebagai penginapan yang nyaman untuk beristirahat, tetapi ada juga aspek edukasi dihadirkan untuk rumah baca dan ruang inspirasi bagi masyarakat umum, khususnya warga Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketika mengunjungi SM Tower and Convention, Haedar disuguhkan dengan adanya ruang Kemadjoean Resto. Yakni ruang khusus bagi pengunjung untuk menyantap hidangan khas dari para koki-koki professional. Kemudian berlanjut ke ruang pertemuannya, Haedar menilai ruang ini sangat menarik dan membanggakan.
“Saya ketika masuk betul-betul bangga dan haru. Harunya karena mengetahui perjalanan Suara Muhammadiyah dari awal sampai sekarang. Alhamdulillah, makin hari Suara Muhamamdiyah terus mengalami perkembangan luar biasa,” tuturnya.
Selain itu, Haedar kagum dengan salah satu ruangan bernama SoewaraMoe Cafe & Longue. Menurutnya ruangan tersebut menyajikan motif-motif yang artistik (mempunyai nilai seni), di mana perpaduan klasik dan modern menyatu di ruangan ini. Interiornya sangat bagus dan menarik dipandang. Selain itu, para pengunjung juga bakal melihat view yang menakjubkan dan atraktif.
“Di situ, saya yakin akan menjadi ruang nyaman untuk bersantai tapi produktif. Kemudian ramah dan sekaligus juga siapa tahu banyak inspirasi ketika hadir dan bersantai di SoewaraMoe Cafe. Dan kalau melihat pemandangan keluar, bisa melihat Yogyakarta dan sekitarnya. Letak SM Tower and Convention ini berada di lintasan jalan utama dekat dengan KM-0 yang bernuansa bangunan cagar budaya,” jelasnya.
Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menyebut kehadiran SM Tower and Convention di jantung “Ibu Kota Muhammadiyah” ini menjadi permakluman bagi warga masyarakat, lebih-lebih warga Persyarikatan Muhammadiyah di manapun berada.
“Inilah SM Tower yang hadir di pusatnya Muhammadiyah (Yogyakarta). SM Tower bukan sekadar hotel dan tempat menginap, tetapi juga ruang inspiratif bagi pengunjung. Dan juga menjadi ruang pikiran dan semangat berkemajuan,” ucapnya.
Haedar menyebut Suara Muhammadiyah dengan membangun SM Tower and Convention membuktikan kepada masyarakat buana jika hari ini Suara Muhammadiyah sebagai amal usaha Muhammadiyah mampu melesat maju walaupun terdapat tantangan pelik nan sarat pergumulan suka-duka. Suara Muhammadiyah telah dan akan terus bertumbuh secara mandiri dengan penganekaragaman usaha dan bisnis yang bergerak maju dalam sektor perhotelan dan pariwisata.
“Mudah-mudahan ini menjadi titik awal yang terus seperti efek karambol untuk kemajuan seluruh amal usaha PT SCM yang akan terus berkembang. Mungkin setelah hotel ini berdiri dan berjalan, juga nanti kita mengembangkan unit-unit usaha lain,” katanya.
Haedar berkesimpulan dengan hadirnya SM Tower and Convention, menunjukkan kepada masyarakat jika Muhammadiyah mampu mengejar ketertinggalan di zaman yang makin kompleks ini. Dan juga tidak ketinggalan menjadi pilar strategis dalam mengaktualisasikan misi dakwah Muhamamdiyah sebagai gerakan Islam yang berkemajuan.
“Muhammadiyah bisa menghasilkan karya-karya kemajuan untuk mengejar ketertinggalan umat Islam dan bangsa Indonesia,” urainya.
Haedar berpesan kepada para karyawan untuk dapat melayani pengunjung dengan ramah, sopan, dan humanis. Ini penting dijadikan pegangan sekaligus di ejawantahkan ketika sudah mulai beroperasi. “Sehingga setiap orang datang ke sini merasa kembali ke rumahnya,” pungkasnya
Artikel : Suara Muhammadiyah dan Gebrak Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menaruh link dalam bentuk apapun