Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah lama dikenal tidak hanya sebagai pelopor gerakan pembaruan Islam, tetapi juga sebagai institusi yang peduli terhadap pendidikan. Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang merata dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat, tanpa memandang suku, ras, dan agama. Kini, Muhammadiyah bahkan sedang memperluas pengaruhnya dengan membangun sekolah di Australia, menunjukkan bahwa nilai-nilai inklusivitas dan toleransi tidak mengenal batas geografis.
Pendidikan Inklusif: Semua Berhak Mendapat Ilmu
Salah satu prinsip utama yang dipegang oleh Muhammadiyah dalam bidang pendidikan adalah inklusivitas. Organisasi ini percaya bahwa pendidikan adalah hak semua orang, tanpa terkecuali. Oleh karena itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak hanya menerima siswa Muslim, tetapi juga siswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Hal ini tercermin dari banyaknya siswa non-Muslim yang belajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah, terutama di perguruan tinggi. Hingga ada sebutan Kristen Muhammadiyah
Daftar Universitas Muhammadiyah yang Banyak memiliki Mahasiswa Non-Muslim
Beberapa universitas Muhammadiyah di Indonesia bahkan memiliki populasi mahasiswa non-Muslim yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
UMM dikenal sebagai salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia. Selain memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, UMM juga menarik minat mahasiswa dari berbagai agama. Banyak mahasiswa non-Muslim yang memilih UMM karena suasana kampus yang toleran dan inklusif.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
UMY adalah salah satu universitas Muhammadiyah yang paling terkenal. Terletak di kota pelajar, Yogyakarta, UMY menarik mahasiswa dari berbagai daerah dan latar belakang agama. Kampus ini dikenal dengan program internasionalnya yang banyak diikuti oleh mahasiswa asing.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
UMS juga menjadi pilihan bagi banyak mahasiswa non-Muslim. Kampus ini menawarkan berbagai program studi yang berkualitas, dengan suasana belajar yang mendukung keragaman.
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
UMJ, yang terletak di ibu kota, juga memiliki populasi mahasiswa yang beragam. Kampus ini sering menjadi tujuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari agama non-Muslim.
Universitas Muhammadiyah Sorong
Terletak di Papua Barat, Universitas Muhammadiyah Sorong menjadi salah satu institusi pendidikan yang menarik minat mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, terutama di wilayah dengan populasi Kristen yang signifikan.
Universitas Muhammadiyah Papua di Jayapura
Universitas ini menjadi pusat pendidikan bagi banyak mahasiswa non-Muslim di Papua. Dengan program studi yang beragam, kampus ini menawarkan pendidikan berkualitas tanpa membedakan agama.
Universitas Muhammadiyah Kupang
Berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), universitas ini memiliki banyak mahasiswa non-Muslim, mencerminkan keragaman agama di wilayah tersebut.
Universitas Muhammadiyah Maumere
Terletak di Flores, NTT, universitas ini juga menjadi pilihan bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, terutama di daerah dengan populasi Katolik yang besar.
Universitas Muhammadiyah Manado
Di Sulawesi Utara, universitas ini menarik mahasiswa dari berbagai agama, termasuk Kristen dan Islam, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan inklusif.
Meski mayoritas mahasiswanya adalah beragama Kristen dan Katolik, mereka hafal "lagu kebangsaan" Muhammadiyah, yakni Sang Surya yang selalu dinyanyikan pada acara-acara formal tertentu. Namun, mars Muhammadiyah tersebut cukup dimaknai sebatas sebagai sebuah lagu saja, sehingga tidak mencampuradukkan urusan keimanan. Beberapa kampus Kristen Muhammadiyah itu, bahkan tak jarang yang mendatangkan pendeta atau dosen khusus untuk memberikan kuliah agama Kristen bagi mereka. Dan tidak ada paksaan bagi mahasiswa non muslim untuk masuk Islam.
Muhammadiyah Membangun Sekolah di Australia
Tidak hanya di Indonesia, Muhammadiyah juga sedang memperluas pengaruhnya di kancah internasional. Salah satu proyek terbaru yang sedang digarap adalah pembangunan sekolah di Australia. Sekolah ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar bagi masyarakat Muslim di Australia, tetapi juga terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang agama atau latar belakang budaya.
Proyek ini merupakan langkah besar bagi Muhammadiyah dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan inklusivitas di tingkat global. Dengan mendirikan sekolah di Australia, Muhammadiyah ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah alat yang powerful untuk membangun perdamaian dan pemahaman antarumat beragama.
Setelah mendapat izin operasional dari Pemerintah Australia pada 21 Desember 2021, kini Muhammadiyah Australia College memiliki 36 murid angkatan pertama. 20 persen di antaranya adalah anak-anak keturunan Indonesia.
Sebagai sekolah yang mengutamakan pengamalan akhlakul karimah, Muhammadiyah Australia College, kata Edwards diapresiasi orangtua siswa karena mereka mendapati perubahan positif pada anak-anaknya. Dirinya juga bersyukur corak dakwah Muhammadiyah yang universal dan tidak memuat kebudayaan tertentu pada akhirnya mampu membuat Muhammadiyah diterima oleh masyarakat dari berbagai bangsa
Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai organisasi yang tidak hanya peduli pada kemajuan umat Islam, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan inklusif, Muhammadiyah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang toleran dan menghargai keragaman. Dari Indonesia hingga Australia, Muhammadiyah terus berkomitmen untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendidikan.
Dengan langkah-langkah seperti ini, Muhammadiyah tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai pelopor pendidikan di Indonesia, tetapi juga sebagai duta perdamaian dan toleransi di dunia internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menaruh link dalam bentuk apapun